Menurut Syarif (2009), investigasi
atau penyelidikan adalah kegiatan pembelajaran berkelompok yang memberikan
kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman melalui berbagai kegiatan dan
hasil benar sesuai pengembangan yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan belajarnya
dimulai dengan pemecahan masalah-masalah yang diberikan oleh guru sedang
kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur ketat
oleh guru, yang dalam pelaksanaanya mengacu pada berbagai teori – teori Investigasi.
Menurut Evans (dalam Shadiq, 2007), di Inggris, istilah investigasi (penyelidikan) mulai muncul di kancah pembicaraan para guru sejak diterbitkannya the
Cockcroft report pada tahun 1982
yang menyatakan bahwa pengajaran matematika harus melibatkan aktivitas - aktivitas berikut: (1) Eksposisi atau pemaparan guru (exposition), (2) Diskusi di antara siswa sendiri, ataupun antara
siswa dengan guru (discussion),
(3) Kerja praktek (practical work), (4) Pemantapan
dan latihan pengerjaan soal (consolidation), (5) Pemecahan
masalah (problem solving), (6) Penyelidikan
(investigation).
Seperti yang dikemukakan oleh Tim Instruktur PKG Matematika SMU (dalam Setiawan, 2006 : 7) merujuk pada rekomendasi the Cockcroft report di atas, maka dua pendekatan yang perlu mendapat perhatian dan porsi yang memadai dalam proses pembelajaran adalah problem solving dan investigasi. Kedua metode pendekatan tersebut pada prinsipnya mempunyai aktivitas yang hampir sama, keduanya saling berkaitan dan memerlukan siswa untuk menemukan sesuatu, merumuskan hipotesa, dan mencapai suatu kesimpulan sendiri. Investigasi juga sering dibedakan dengan problem solving. Istilah investigasi memang banyak digunakan dalam kurikulum di Inggris berdasarkan the Cockroft report 1982 dan sering dibedakan dengan problem solving. Sementara dalam standar pembelajaran yang dikembangkan oleh NCTM, kegiatan investigasi tidak banyak dibedakan dengan problem solving (dalam Muiz, 2009:7).
Grimison dan Dawe (dalam Muiz, 2009 : 7) membedakan antara investigasi dan problem solving. Dalam kegiatan problem solving, aktifitas berpikir siswa dalam menemukan solusi bersifat konvergen sehingga dapat ditemukan solusi yang sudah ditetapkan oleh guru. Sementara dalam kegiatan investigasi, yang memiliki karakter masalah yang terbuka (open ended) menuntut aktifitas yang terbuka pula yang lebih menitikberatkan pada pada proses berpikir daripada solusi. Walaupun problem solving bersifat konvergen, tetapi siswa dituntut untuk menggunakan semua pengetahuan yang ia miliki serta berbagai strategi pemecahan masalah. Sehingga dimensi proses tetap tampak dalam pemecahan masalah. Hal setara juga diungkapkan Setiawan (2006 : 7) yang menyebutkan bahwa pada problem solving ini permasalahannya sudah terformulasikan dengan cukup jelas sehingga bagaimana cara/strategi siswa menjawab diharapkan hasil perolehannya sama (konvergen), sedang pada investigasi masalahnya belum terformulasikan dengan jelas sehingga boleh jadi hasil perolehan siswa beragam (divergen). Oleh karena itu, dalam suatu aktifitas pembelajaran matematika, investigasi dan problem solving dapat dilakukan secara terpadu.
Langkah - langkah investigasi
Sesuai pendapat Hopkins (dalam Japa, 2008 : 63), langkah-langkah investigasi matematika yang diterapkan adalah:
- pertama-tama siswa dihadapkan pada masalah yang problematis;
- guru memfasilitasi siswa untuk melakukan eksplorasi/kajian sebagai respon terhadap masalah yang problematis itu;
- siswa merumuskan tugas-tugas belajar dan mengorganisasikan kegiatan belajarnya;
- siswa melakukan kegiatan belajar baik secara kelompok atau mandiri;
- siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam belajar; dan
- siswa mengecek ulang hasil belajarnya agar dapat menarik simpulan atau mungkin diperlukan kajian atau eksplorasi ulang.
Keuntungan yang Didapat dalam Penggunaan Metode Investigasi
Keuntungan Pribadi :
- dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas;
- memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif;
- dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah;
- rasa percaya diri dapat lebih meningkat; dan
- mengembangkan antusiasme dan rasa tertarik pada matematika.
Keuntungan Sosial :
- meningkatkan belajar bekerja sama;
- belajar berkomunikasi baik dengan teman maupun dengan guru;
- belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis;
- belajar menghargai pendapat orang lain; dan
- meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
Keuntungan Akademis :
- siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikannya;
- bekerja secara sistematis;
- mengembangkan dan melatih keterampilan matematika dalam berbagai bidang;
- merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaanya;
- mencek kebenaran jawaban yang mereka buat; dan
- selalu berfikir tentang cara/strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Daftar Pustaka
Muiz, Abdul. 2009. Kegiatan Investigasi dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/APRIL_2008/ Investigasi_Matematika.pdf/ (diakses tanggal 20 Februari 2011)
Japa, I G . N. 2008. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Terbuka Melalui Investigasi Bagi Siswa Kelas V SD 4 Kaliuntu. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan : JPMIPA Undhiksa. http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/APRIL_2008/IGN_Japa.pdf/ (diakses 20 Februari 2011)
Setiawan. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi. Yogyakarta : Depdiknas.
Shadiq, Fadjar. 2007. Investigasi dalam Proses Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : PPPG Matematika.
Syarif, S. 2009. Model Investigasi dalam Pembelajaran Matematika. http://www.psb-psma.org/content/blog/model-investigasi-dalam-pembelajaran-matematika/ (diakses tanggal 23 Februari 2011)
Download artikel terkait :
3 komentar:
Terimakasih untuk referensinya?
ada referensi tentang STAD tdk ya?
@Anonim baik nanti saya usahakan, terimakasih sudah berkunjung :)
Posting Komentar