Antara Mudah dan Susah Untuk Dipersatukan
“ Awal cinta karena terbiasa, awal kekecewaan karena aku dan kamu
berbeda ”
Nyesekkk gak tuh kalau baca kutipan di atas?hehehe
Perbedaan seharusnya bukan menjadi suatu alasan untuk
mengakhiri suatu hubungan, fundamennya adalah cinta sebagai anugerah dari
Tuhan, tapi setiap manusia memiliki pola pikir yang berbeda dalam menanggapi
perbedaan yang ada. Ada yang memang tidak ingin, ada yang takut, ada yang tidak
yakin, ataupun karena faktor dari orang-orang disekitarnya.
Banyak kasus dimana dua orang menjalin cinta di tengah
perbedaan yang ada diantara mereka berdua. Tidak sedikit dari mereka yang mampu
untuk tetap melanjutkan rajutan kisah cinta mereka, ada yang tetap bergulat
dalam kusutnya benang ketidakjelasan, ada yang terlalu lama tenggelam dalam
keegoisan perasaan semata, dan yang lebih parahnya ada yang rela saling
membunuh perasaan diantara mereka dengan alasan klasik, mencari pasangan yang lebih baik, yang sebenarnya hanyalah sebuah
pembenaran pahit dari semua hal manis yang telah mereka lalui bersama.
Well, cinta di tengah perbedaan memang antara mudah dan
susah untuk dipersatukan dalam ikatan janji suci abadi. Berikut ini beberapa
tipe cinta yang dipilih beberapa orang, entah dalam keadaan sadar atau tidak
sadar. hehehe check it out!
1. Cinta Berbeda Usia
Ini mungkin kasus yang
sangat sering dijumpai dalam masyarakat, ketika perbedaan usia bukan penghalang
suatu hubungan terus langgeng hingga akhir usia. Tentu saja pembahasan dalam
kasus ini untuk mereka yang menjalin hubungan terlampau jauh perbedaan usianya.
Alasan yang sering dipakai pasangan beda usia ini tentu saja adalah kematangan
usia. Entah lebih tepatnya disebut kematangan atau keterlaluan matang.hehehe
Ada kasus dimana temen gue seorang cewek, sebut saja Senja Utama, memang
terdengar seperti nama kereta api, tapi
ya sudahlah. Cewek tersebut memiliki hubungan dengan guru sewaktu dia SMP,
sebut saja Karya Bakti, dan ini terdengar seperti semacam nama lembaga
outsourcing, jangan dihiraukan. Mereka
menjalin hubungan ketika Senja sudah lulus dari SMA, jadi jangan dibayangkan
mereka menjalin hubungan pada saat itu juga. Jangan juga dibayangkan ini
seperti cerita di FTV, dimana murid naksir sama gurunya, karena gurunya masih
muda, ganteng, gaul, cool, kalau
olahraga kelihatan perut six-pack nya.
Perbedaan usia yang relatif jauh, hampir dua kali lipat
usia si cewek ini menimbulkan berbagai polemik penilaian yang mungkin memang
sedikit kolot dari masyarakat sekitar tempat gue tinggal. Mungkin ini sebuah
pembenaran dari peribahasa “ cinta itu buta “. Yak, menurut gue ada benarnya dari peribahasa tersebut, cinta Senja
terhadap Karya tadi bisa dibilang buta, lebih tepatnya buta angka. Iya buta angka, karena diduga kalau ternyata Senja tadi
tidak bisa menghitung jarak usia dirinya dengan Karya. Jadi dengan keyakinannya
mereka berdua tetap menikah pada akhirnya. Happy
ending sampai kakek-nenek, emmm
mungkin lebih tepatnya sampai kakek-“tante-tante”.
2. Cinta Berbeda Keyakinan
“ Kita coba jalani aja dulu hubungan ini, yang penting
niat kita untuk saling menjadi motivasi, ga saling menyakiti, entah sampai kapan ini semua bertahan biar menjadi
rahasia Tuhan”
Petikan
kalimat tersebut seakan menjadi penguat dan rayuan paling ampuh untuk
meyakinkan pasangan beda keyakinan untuk tetap menjalani hubungan, meskipun
mereka tahu kalau mereka harus saling membunuh perasaan masing-masing di masa
yang akan datang. ( Gue nulis ini sambil
mewek, gigit-gigit bantal, sambil jilatin foto mantan ). Ketika salah satu
pasangan mulai menanyakan soal masa depan mereka, ini adalah masa dimana mereka
sebenarnya sedang dibangunkan dari mimpi-mimpi indah yang sudah berbulan-bulan,
bertahun-tahun, mungkin berabad-abad (berasa Vampir) mereka lalui. Disaat itu
juga mereka seperti mengalami dejavu
dari hal yang paling buruk yang sebenarnya sudah terlalu sering membayangi
kisah cinta mereka. Ini bisa disebut semacam ironic. Yeah…
Ketika dalam situasi seperti itu, ada dua pilihan yang
coba ditawarkan. Yang pertama, apakah elo mau membunuh perasaan elo ke pacar,
dan rela membiarkan dia untuk mencari pasangan yang lebih baik dan seiman tentu
saja. Berpisah untuk mencari pasangan yang lebih baik mungkin sering kita temui
sebagai kalimat ampuh untuk alasan putus, dan itu sudah cukup untuk disebut
sebagai PEMBENARAN YANG PAHIT, masih ditambah lagi dengan alasan untuk mencari
pasangan yang seiman. Kebayang ga seberapa PAHITNYA itu? “ Oh God…Kenapa gue ga ditakdirin terlahir seiman dengan dia? “
Mungkin itu jeritan hati dari pasangan yang berbeda keyakinan, mungkin…
Pilihan
yang kedua, apakah elo mau membunuh perasaan elo terhadap keyakinan atau Agama elo? Seperti mengutip dialog pada film CIN(T)A, dimana
diceritakan ada sepasang kekasih beda keyakinan.
“ Kalau Tuhan saja bisa aku khianati, apalagi kamu
kelak? “
Issshhh nyeseeekkkk
gak tuhhh? Tapi demi menjaga pluralisme dan rasa saling menghargai, kita coba
ingat sedikit lirik lagu dari Marchell, “
Tuhan memang satu, kita yang tak sama… “. Yak, Tuhan itu memang satu, tapi
keyakinan yang terbentuk dalam diri kita yang berbeda. Dalam kasus ini, rasanya
sangat sulit untuk dapat menyatukan cinta di tengah perbedaan keyakinan. Namun,
nikah berbeda keyakinan sudah menjadi realitas dan tidak sedikit pula di luar
sana yang mampu menjaga putaran roda kisah cinta mereka hingga akhir hayat
dengan tetap menghargai perbedaan keyakinan di antara mereka.
“ Fundamennya adalah cinta sebagai anugerah dari Tuhan, yang tidak
mungkin nikah berbeda agama hanya di Arab, karena semua warganya Muslim ~ @ZuhairiMisrawi “
Namun masalahnya, tidak semua pasangan menghendaki
untuk menikah dengan kondisi adanya perbedaan keyakinan dalam keluarganya
kelak, entah karena permintaan orangtua, atau pilihan dari diri sendiri. Well, pilihan kembali ke diri
masing-masing yang sampai sekarang masih memaksakan cinta berbeda keyakinan,
entah mau menyatukannya dalam ikatan janji suci kelak, atau SUDAH MERENCANAKAN
SALING MEMBUNUH PERASAAN DI MASA MENDATANG. hehehe Selamat! Bagi orang-orang
yang mampu mempertahankan cinta mereka di tengah perbedaan keyakinan hingga ke
pernikahan.
Harus kita akui juga, memang masih banyak pro-kontra
tentang pernikahan beda keyakinan, tapi setidaknya rasa cinta, rasa saling
mengasihi, dan menghargai harus selalu tumbuh diantara kita semua sebagai
sesama umat manusia, supaya tercipta perdamaian ditengah keanekaragaman dan
keberagaman dalam hidup ini.
3. Cinta Berbeda Selera
Well, mungkin
sebagian orang menganggap ini bukan suatu penghambat dalam menjalin suatu
hubungan. Makanya di atas juga udah gue kasih additional title (antara
yang mudah dan susah untuk dipersatukan). hehehe Ya kali aja, buat sebagian
orang ini bisa jadi masalah yang kompleks, pelik, ruwet, sukar, sulit, rumit,
majemuk, berliku-liku (oke cukup, barusan
gue lagi belajar sinonim kata). hahaha oke lanjut ke masalah yang tadi, bagi
sebagian pasangan mungkin perbedaan selera tersebut, bisa menjadi alasan yang
pada akhirnya membuat hubungan mereka pupus. Seperti yang dialami temen gue,
cowok usia 23 tahun, mahasiswa, hobi main game FIFA, WE, atau PES, sebut saja Taksaka.
Yak lagi-lagi sama seperti nama kereta, whatever
lah! Untuk memudahkan penulisan Taksaka tadi gue pakein inisial Tsk (berasa lagi nulis berita kriminal)
hahaha
Oke fokus! Jadi temen gue Tsk tadi punya pacar yang
sebel banget sama hobi temen gue tadi. Bukan karena apa-apa, tapi karena
terlalu asyik sama hobinya tadi, sering bikin Tsk lupa kalau dia punya pacar,
lebih parahnya lagi kadang sampai bikin dia lupa udah makan atau belum, udah
boker atau belum, udah cebok belum. Issshhhh keterlaluan emang! *geleng-geleng kemudian muntah
Padahal pacar Tsk tadi hobinya masih normal seperti
cewek-cewek lain di muka bumi ini, seperti shopping,
dating, swimming, dressing, pokoknya yang pake ing-ing deh. Dan karena masalah itu tadi, akhirnya hubungan mereka game over. Meskipun udah beberapa kali
Tsk mencoba untuk me-restart hubungan
mereka, tapi hasilnya, nihil.
Di bawah ini, gue bakal kasih gambaran sepasang
kekasih yang berbeda selera. Coba perhatikan beberapa kutipan obrolan berikut
ini, dijamin si cewek bakalan sebel banget kalau mengalami keadaan ini.
Suatu
saat di tengah keramaian kota Jogjakarta, ada sepasang kekasih yang sedang
menikmati indahnya malam.
Cewek : “
Sayang, seneng deh bisa jalan bareng sama kamu, menikmati ramainya Malioboro,
romantis banget ya? “
Cowok : “
he em, kamu sih sibuk terus sama temen-temenmu jadi kita jarang bisa
bareng-bareng. hehehe (ketawa dengan muka innocent-nya)
Cewek : “
Ihhh kamu yang sibuk sayang!!! “ (mencubit dengan membabi butanya)
Cowok : “
Tapi sekarang kamu seneng kan sayang? (sambil gandengan tangan dengan mesranya
di trotoar jalan) “
Cewek : “
Seneng bangeeet…eh sayang kamu suka di posisi kanan atau kiri? Alasannya apa? ”
(menanyakan posisi gandengan tangan)
Cowok : “
Uhmmm, aku lebih suka di sayap kanan sayang, karena aku biasa pake formasi
4-4-2, jadi nanti lewat sektor kanan terus diumpan lambung ke kotak pinalti,
dan GOOOOOLLLLLL!!! ”
Cewek : (Muka
pucat kemudian berusaha mengalihkan pembicaraan) “ Bentar lagi kan bulan
Februari, yang paling kamu tunggu-tunggu saat bulan Februari dateng apa sayang?
“
Cowok : “
Champion League mulai sayang!!! wohooohooooo “
Cewek : “
Valentine’s day sayaaaaaaang!!! “ (Kemudian tamparan brutal mengarah ke
kemaluan si cowok!!!) “ Aku udah ga tahan lagi sama kamu, kamu terlalu
terobsesi sama sepak bola, kamu ga sayang sama aku. Aku pengen cari cowok lain!
“ (marah dengan penuh nafsunya)
Cowok : (Masih
dengan muka innocent-nya) oke kalau
itu mau kamu. On transfer atau on loan? Game
Over!!!
Masih ada yang beranggapan kalau berbeda selera bukan
suatu masalah yang pelik dalam suatu hubungan cinta? hehehe Terkadang kita
memang terlalu menganggap sepele kebiasaan yang kita suka sampai-sampai
mengabaikan hal lain yang sebenarnya perlu mendapat porsi perhatian yang cukup
dari kita. Perbedaan selera, kesenangan, hobi tidak seharusnya menjadi pemicu
retaknya suatu hubungan. Waktu terlalu berharga jika hanya digunakan untuk
menyenangkan diri sendiri dan menyia-nyiakan kebersamaan dengan orang terkasih
kita. Tapi bukan berarti juga kita boleh membatasi kesenangan pasangan dan
membuat pasangan kita merasa terbebani dengan aktivitas saat bersama. Ada
kalanya perlu diberikan privacy itu sendiri.
Dengan demikian, perbedaan selera tidak akan menjadi masalah yang pelik lagi
dalam menjalin suatu hubungan, dimana kuncinya adalah saling mengerti dan
peduli. Tumben saran gue bener! hehehe
4. Cinta Berbeda Kota
Atau yang
biasa disebut LDR (Long Distance
Relationship). Seperti mengutip lirik lagu dari Chrisye, Jreeeeeng dari
kunci B ke E ke G terus ke O. “Emang ada kunci O? “, ya emang ga ada BEGO!”.
Lanjut nyanyi “Pergilah kasih kejarlah
keinginanmu, selagi masih ada waktu. Jangan hiraukan diriku, aku rela berpisah,
demi untuk dirimu, untuk menggapai semua keinginanmu“. Awalnya emang
terpisah mungkin karena tuntutan sekolah, pekerjaan, atau memang beda kota
kelahiran. Untuk kasus karena tuntutan sekolah atau tuntutan pekerjaan, mungkin
awalnya elo rela melepas orang terkasih demi mengejar cita-citanya, harapannya,
ataupun keinginan lainnya. 1 bulan, 2 bulan komunikasi masih lancar, panggilan
sayang masih gencar, masih kangen-kangenan dengan mesranya atau kadang sampai dengan
nafsunya. Tapi memasuki bulan ketiga komunikasi menjadi hambar, panggilan
sayang sedikit memudar, kangen-kangenan kalau pas sama-sama lagi ngerasain
bosen aja. Sampai pada akhirnya semua berfikir kalau jaraklah yang telah menjadi
peran antagonis dalam hubungan mereka. LDR bisa juga diartikan sebagai
kepanjangan dari Lihat, Dengar, dan
Rasakan. Di mana biasanya bisa melihat secara langsung sekarang hanya bisa
melihat via video call, yang biasanya
bisa mendengar secara langung sekarang hanya bisa mendengar via phone,
yang biasanya bisa merasakan sentuhan, perhatian, emosi secara langsung
sekarang hanya bisa merasakan kerinduan yang diwaliki dengan emoticon-emoticon
yang menambah kenyataan bahwa semakin lama semakin terasa menyesakkan di dada.
Kasus lain dari cinta berbeda kota ini mungkin karena mereka
memang terlahir di kota yang berbeda. Jadi mereka ketemunya mungkin semasa
sekolah, kuliah, atau liburan di kota yang sama. Seperti temen gue, cowok sebut
saja namanya Sardjito, dia lahir dan besar di Kota Sabang. Sementara ceweknya
sebut saja Panti Rini, biasa dipanggil Rini, dia lahir dan besar di Kota
Merauke. Awalnya mereka dipertemukan ketika sama-sama kuliah di Jogja. Semasa
kuliah, mereka terkenal sebagai pasangan yang paling bisa bikin iri pasangan
lainnya, apalagi bagi orang yang berpasangan dengan dirinya sendiri, jomblo
maksud gue. hehehe Bukan karena apa-apa, tapi sifat dewasanya Sardjito ditambah
muka yang dewasa juga bisa bikin Rini merasa mendapat cowok yang tepat, yang
membuat dia merasa adem saat mendengar nasehatnya dan merasa damai saat menatap
wajahnya. Tentu saja hal itu membuat banyak cewek lain yang merasa iri. Namun setelah mereka sudah sama-sama menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke kotanya masing-masing, hubungan mereka akhirnya pupus karena sama-sama tidak ada yang mau mengalah untuk ikut pasangannya ke kota asalnya. Meskipun sama-sama sudah melakukan percobaan peluluhan kerasnya pendirian, pencitraan dengan memberikan janji-janji manis, dan blusukan ke dalam hati yang paling dalam, akhirnya semua rencana-rencana manis yang sudah pernah dibuat bersama itu pupus. Tidak ada kelanjutan rajutan kisah cinta mereka di masa-masa mendatang, dan sekali lagi, jarak benar-benar bisa menjadi peran antagonis dalam suatu hubungan. Mungkin saat ini, yang terbesit dalam pikiran mereka berdua adalah ingin rasanya menjadi mahasiswa abadi, sehingga masih bisa selalu bersama dan tetap disatukan oleh bangku kuliah. Tapi pada kenyataannya, mereka hanya bisa mengenang romansa ketika kuliah. Memang susah untuk menghapus kenangan, tapi lebih susah untuk menerima kenyataan bahwa dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau yang sambung menyambung menjadi satu, namun tidak bisa menyambungkan kisah cinta mereka sampai akhir hayat. Pesan gue buat kalian “ Yakinlah kawan, mentari esok akan bersinar lebih cerah setelah awan mendung menghiasi hari-hari kalian sebelumnya “.
Dari itu semua, tidak bisa dipungkiri, bahwa komunikasi yang baik memang penting ketika kita menjalani hubungan seperti ini. Apalagi mereka yang pacaran sebelum terpisahkan jarak, hampir setiap hari ketemu, jalan bareng, nonton bareng, makan bareng, tidur…emmm bareng jam tidurnya maksudnya. hehehe Mendadak harus menjalani hari-harinya seorang diri, mendadak menjadi fakir kasih sayang dan miskin perhatian. Bukan masalah frekuensi dalam berkomunikasi, tetapi kualitas diri masing-masing supaya dapat menjaga komunikasi tetap terasa menyenangkan, melegakan, membuat pasangan tetap merasa saling membutuhkan dan saling menguatkan. Selain kualitas diri dalam menjaga komunikasi yang baik, juga perlu kualitas diri dalam menjaga hati pasangan. Tidak semua pasangan memiliki hati yang kuat ketika harus terpisahkan oleh jarak. Meskipun mulut selalu mengiyakan, tetapi sebenarnya hatinya menangis. Terlebih jika ada pasangan yang tidak terbiasa dengan kebahagiaan-kebahagiaan bias, semu, tidak nyata, maya, tidak berbau, tidak bisa disentuh, tidak faktual dan tidak berimbang (berasa nulis berita politik), cenderung akan mudah terpengaruh untuk menemukan kebahagiaan nyata yang lebih mudah ditemui, lebih mudah dilihat dan disentuh. Di sini jelas terlihat bahwa pentingnya kualitas diri untuk tidak membiarkan ada orang lain yang magang di hatinya, bahkan cuma sekedar melakukan trial mengisi kekosongan hari-harinya. Jadi tidak diragukan lagi, hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani hubungan jarak jauh adalah kualitas diri dalam menjaga komunikasi yang baik untuk mengantisipasi dan menyelesaikan setiap masalah yang muncul, dan kualitas diri dalam menjaga hati pasangan untuk mengantisipasi adanya orang ketiga yang menawarkan kebahagiaan nyata dan siap mengkudeta hubungan kalian. hehehe
Dari itu semua, tidak bisa dipungkiri, bahwa komunikasi yang baik memang penting ketika kita menjalani hubungan seperti ini. Apalagi mereka yang pacaran sebelum terpisahkan jarak, hampir setiap hari ketemu, jalan bareng, nonton bareng, makan bareng, tidur…emmm bareng jam tidurnya maksudnya. hehehe Mendadak harus menjalani hari-harinya seorang diri, mendadak menjadi fakir kasih sayang dan miskin perhatian. Bukan masalah frekuensi dalam berkomunikasi, tetapi kualitas diri masing-masing supaya dapat menjaga komunikasi tetap terasa menyenangkan, melegakan, membuat pasangan tetap merasa saling membutuhkan dan saling menguatkan. Selain kualitas diri dalam menjaga komunikasi yang baik, juga perlu kualitas diri dalam menjaga hati pasangan. Tidak semua pasangan memiliki hati yang kuat ketika harus terpisahkan oleh jarak. Meskipun mulut selalu mengiyakan, tetapi sebenarnya hatinya menangis. Terlebih jika ada pasangan yang tidak terbiasa dengan kebahagiaan-kebahagiaan bias, semu, tidak nyata, maya, tidak berbau, tidak bisa disentuh, tidak faktual dan tidak berimbang (berasa nulis berita politik), cenderung akan mudah terpengaruh untuk menemukan kebahagiaan nyata yang lebih mudah ditemui, lebih mudah dilihat dan disentuh. Di sini jelas terlihat bahwa pentingnya kualitas diri untuk tidak membiarkan ada orang lain yang magang di hatinya, bahkan cuma sekedar melakukan trial mengisi kekosongan hari-harinya. Jadi tidak diragukan lagi, hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani hubungan jarak jauh adalah kualitas diri dalam menjaga komunikasi yang baik untuk mengantisipasi dan menyelesaikan setiap masalah yang muncul, dan kualitas diri dalam menjaga hati pasangan untuk mengantisipasi adanya orang ketiga yang menawarkan kebahagiaan nyata dan siap mengkudeta hubungan kalian. hehehe
5. Cinta Berbeda Dimensi
Ga tau deh
ada ga yang jalani hubungan seperti ini. hehehe misalnya jatuh cinta sama mbak
kun, atau mas ngocop, ga tau deh. Yaudah kali ya, daripada gue nulisnya tambah
ngaco mending gue udahin sampai di sini. Semoga tulisan gue bisa jadi inspirasi
bagi kalian semua yang membacanya, inspirasi buat lanjutin atau menyudahi
hubungan kalian. hehehehehe
Untuk edisi selanjutnya masih ada beberapa kategori Cinta Berbeda yang mau coba gue share, semoga kalian yang baca ga kapok buat mampir lagi ke sini. Gue juga minta maaf kalau tulisannya masih berantakan, maklum lagi coba belajar nulis yang ga melulu soal matematika. Kalau dari kalian ada yang mau kasih masukan, kritik, saran boleh banget langsung ke kolom komentar di bawah, apalagi yang mau kasih transferan duit, boleh banget lho ya. hahaha Kalau ada yang pernah atau sedang mengalami kisah seperti salah satu di atas, boleh berbagi juga kisahnya di kolom komentar.
Untuk edisi selanjutnya masih ada beberapa kategori Cinta Berbeda yang mau coba gue share, semoga kalian yang baca ga kapok buat mampir lagi ke sini. Gue juga minta maaf kalau tulisannya masih berantakan, maklum lagi coba belajar nulis yang ga melulu soal matematika. Kalau dari kalian ada yang mau kasih masukan, kritik, saran boleh banget langsung ke kolom komentar di bawah, apalagi yang mau kasih transferan duit, boleh banget lho ya. hahaha Kalau ada yang pernah atau sedang mengalami kisah seperti salah satu di atas, boleh berbagi juga kisahnya di kolom komentar.
“ Tidak selayaknya
kita merasa merugi, merasa bersalah, merasa kecewa setelah pernah sama-sama menggoreskan
tinta yang menceritakan semua tentang kisah kita. Kita tidak bisa menghapus
semua yang sudah terlanjur tertulis, namun jangan pernah mengabadikannya dalam
bingkai, cukup tutup lembaran itu dan buka lembaran baru dengan tinta dan
cerita yang baru “
Artikel terkait :
24 komentar:
Huaahaaha nomer 2, nyeseekkkkkk bosss!!! piss bosss
@Sardjito Ini siapaaaa? issshhh
Sementara ini g ad yg ngena ke ak..jangan deh kaLu yang bkin ngek ngok.hihi
oya..just sharing "Cinta sejati adaLah yang datang padamu, pada saat dan keadaan yang tepat, dia membuatmu nyaman karena dia bagian darimu n sebaliknya"..cieee
bagus karyanya..buat novel aj skalian..
@Anonim Yakin ga mau nyoba salah satu? hehehe
btw, nice quote, mksh dah mampir :)
pertamanya udh mw pasang muka sedih, cz kayaknya ni cerita bakalan menguras air mata... :D
tapi ternyata candra wijanarko bisa merubah cerita sedih jadi komedi.. :D
ditunggu karya selanjutnya bos...
salam
rosalia yenita :D
@rosalia yenita widyaningrum Ini sebenernya nulis juga sambil mewek, cm pencitraan aja biar ga keliatan sedihnya. hahaa Nomer 4 ga masuk Yen? :D
salam
wkwkwkw..tissu mana tissu.... :D
.no 4 g masuk can...kisahku ga ada yang masuk...#lhoh malah curcol.
salam
@rosalia yenita widyaningrum Kemungkinan ada di edisi selanjutnya hahaha
Cinta berbeda visi dan misi mungkin LOL
Point 4 that's my real live,,hadeeeehh....mewek lg dah!trs solusine ndi??hahahaha
@Budi Kurniati hahaha nulis ini kan niatnya pengen bikin pembaca yang mengalami kasus ini mendapatkan hidayah. Hidayahnya jadi tambah bimbang, merasa mengambang, tapi jgn sampai mencari tali tambang lho yaaa :D
Kayake ceritamu semua ya om....
@Anonim Issshhh sok tau ini -___-
2, 3, 4 deeeh
semangat...ditunggu edisi ke 2 ya om
fighting!!!
semua akan ada jalannya masing-masing. takdir tidak bisa diubah, tapi nasib selalu bisa diubah
@TOP TV JOGJA Super sekali mas TOP TV a.k.a mas Okky hahaha
sebuah tulisan tangan yang berdasarkan realita.. curcol dengan bumbu2 pemanis kisah kasih dari orang sekitarnya...
tisuu..tisuu... saya banyak tisu nihhh.. :p
@Agustina Dwi Susanti Apaaa pula ini? -___- saya ga butuh tissu, saya butuh pekerjaan hahaha
hhhaaaa,, yahh marii bekerjaa...
ehh ini juga bekerja to, menulis.. :p
ceile..curcol to ini..baiklah..
perbedaan itu cantik kawan..tetapi ketika perbedaan itu mengenai prinsip dan keyakinan, terkadang bisa jadi boomerang mendadak jika tidak dijembatani dengan baik..tentang bagaimana menjembatani perbedaan ini supaya berakhir baik, itu adalah cermin kedewasaan, kebesaran dan kebijaksanaan hatimu..
@lucia Curhat mewakili hati sejuta umat manusia, pasti banyak yang pernah, sedang, atau mau mengalami hal serupa :p
Suka sama kalimat ini mas "Berpisah untuk mencari pasangan yang lebih baik mungkin sering kita temui sebagai kalimat ampuh untuk alasan putus, dan itu sudah cukup untuk disebut sebagai PEMBENARAN YANG PAHIT" :-)
@Anonim dari hasil banyak membaca, banyak belajar, belajar banyak, banyak hal yang didapat dan bisa dishare ke temen-temen yang lain :)
Q mw ikut nyumbang dikit ocehanq lah.....
Bagi kaum2 yang cintanya kandas ditengah jalan, seperti no 1-5
*yang limanya ngeriiii dehhh
bersabarlah, karna yang ngalami tidak hanya kalian, banyak diluar sana yang mrasakan pahitnya cinta,,,weiiissshhh* wis entek gilone mesthi,he
ayo bangkit seperti yang sudah om candra tuliskab,buka lembaran baru..ganti tinta lama dengan yang baru*ndra bte nek ming tinta bner ma gampang, neng pasar akeh:-)
Welahhhh...malah melu2,he
tetap bangkit n tetap semangat, percaya Tuhan akan memberikan yang jauh lebih indah dari itu, n smw trjadi bakal tepat pada waktunya(istilahe pas mantep lah.....)
Btw tapi q kapan ya???hahaha
@kris Super sekali pak Kris hahaha, memang bukan hanya cerita beberapa orang, tapi mewakili perasaan banyak umat manusia di muka bumi ini hahaha
Posting Komentar