Minggu, 20 Januari 2013

Cinta Berbeda Edisi 1


Antara Mudah dan Susah Untuk Dipersatukan

 
“ Witing tresno jalaran saka kulino, witing kuciwo jalaran aku karo kowe bedo ”
“ Awal cinta karena terbiasa, awal kekecewaan karena aku dan kamu berbeda ”


Nyesekkk gak tuh kalau baca kutipan di atas?hehehe

Perbedaan seharusnya bukan menjadi suatu alasan untuk mengakhiri suatu hubungan, fundamennya adalah cinta sebagai anugerah dari Tuhan, tapi setiap manusia memiliki pola pikir yang berbeda dalam menanggapi perbedaan yang ada. Ada yang memang tidak ingin, ada yang takut, ada yang tidak yakin, ataupun karena faktor dari orang-orang disekitarnya.

Banyak kasus dimana dua orang menjalin cinta di tengah perbedaan yang ada diantara mereka berdua. Tidak sedikit dari mereka yang mampu untuk tetap melanjutkan rajutan kisah cinta mereka, ada yang tetap bergulat dalam kusutnya benang ketidakjelasan, ada yang terlalu lama tenggelam dalam keegoisan perasaan semata, dan yang lebih parahnya ada yang rela saling membunuh perasaan diantara mereka dengan alasan klasik, mencari pasangan yang lebih baik, yang sebenarnya hanyalah sebuah pembenaran pahit dari semua hal manis yang telah mereka lalui bersama.

Well, cinta di tengah perbedaan memang antara mudah dan susah untuk dipersatukan dalam ikatan janji suci abadi. Berikut ini beberapa tipe cinta yang dipilih beberapa orang, entah dalam keadaan sadar atau tidak sadar. hehehe check it out!


1.  Cinta Berbeda Usia
Ini mungkin kasus yang sangat sering dijumpai dalam masyarakat, ketika perbedaan usia bukan penghalang suatu hubungan terus langgeng hingga akhir usia. Tentu saja pembahasan dalam kasus ini untuk mereka yang menjalin hubungan terlampau jauh perbedaan usianya. Alasan yang sering dipakai pasangan beda usia ini tentu saja adalah kematangan usia. Entah lebih tepatnya disebut kematangan atau keterlaluan matang.hehehe Ada kasus dimana temen gue seorang cewek, sebut saja Senja Utama, memang terdengar seperti nama kereta api, tapi ya sudahlah. Cewek tersebut memiliki hubungan dengan guru sewaktu dia SMP, sebut saja Karya Bakti, dan ini terdengar seperti semacam nama lembaga outsourcing, jangan dihiraukan. Mereka menjalin hubungan ketika Senja sudah lulus dari SMA, jadi jangan dibayangkan mereka menjalin hubungan pada saat itu juga. Jangan juga dibayangkan ini seperti cerita di FTV, dimana murid naksir sama gurunya, karena gurunya masih muda, ganteng, gaul, cool, kalau olahraga kelihatan perut six-pack ­nya.

Perbedaan usia yang relatif jauh, hampir dua kali lipat usia si cewek ini menimbulkan berbagai polemik penilaian yang mungkin memang sedikit kolot dari masyarakat sekitar tempat gue tinggal. Mungkin ini sebuah pembenaran dari peribahasa “ cinta itu buta “. Yak, menurut gue ada benarnya dari peribahasa tersebut, cinta Senja terhadap Karya tadi bisa dibilang buta, lebih tepatnya buta angka. Iya buta angka, karena diduga kalau ternyata Senja tadi tidak bisa menghitung jarak usia dirinya dengan Karya. Jadi dengan keyakinannya mereka berdua tetap menikah pada akhirnya. Happy ending sampai kakek-nenek, emmm mungkin lebih tepatnya sampai kakek-“tante-tante”.

2.  Cinta Berbeda Keyakinan 
 
“ Kita coba jalani aja dulu hubungan ini, yang penting niat kita untuk saling menjadi motivasi, ga saling menyakiti, entah sampai kapan ini semua bertahan biar menjadi rahasia Tuhan”

Petikan kalimat tersebut seakan menjadi penguat dan rayuan paling ampuh untuk meyakinkan pasangan beda keyakinan untuk tetap menjalani hubungan, meskipun mereka tahu kalau mereka harus saling membunuh perasaan masing-masing di masa yang akan datang. ( Gue nulis ini sambil mewek, gigit-gigit bantal, sambil jilatin foto mantan ). Ketika salah satu pasangan mulai menanyakan soal masa depan mereka, ini adalah masa dimana mereka sebenarnya sedang dibangunkan dari mimpi-mimpi indah yang sudah berbulan-bulan, bertahun-tahun, mungkin berabad-abad (berasa Vampir) mereka lalui. Disaat itu juga mereka seperti mengalami dejavu dari hal yang paling buruk yang sebenarnya sudah terlalu sering membayangi kisah cinta mereka. Ini bisa disebut semacam ironic. Yeah…

Ketika dalam situasi seperti itu, ada dua pilihan yang coba ditawarkan. Yang pertama, apakah elo mau membunuh perasaan elo ke pacar, dan rela membiarkan dia untuk mencari pasangan yang lebih baik dan seiman tentu saja. Berpisah untuk mencari pasangan yang lebih baik mungkin sering kita temui sebagai kalimat ampuh untuk alasan putus, dan itu sudah cukup untuk disebut sebagai PEMBENARAN YANG PAHIT, masih ditambah lagi dengan alasan untuk mencari pasangan yang seiman. Kebayang ga seberapa PAHITNYA itu? “ Oh God…Kenapa gue ga ditakdirin terlahir seiman dengan dia? “ Mungkin itu jeritan hati dari pasangan yang berbeda keyakinan, mungkin…

Pilihan yang kedua, apakah elo mau membunuh perasaan elo terhadap keyakinan atau Agama elo? Seperti mengutip dialog pada film CIN(T)A, dimana diceritakan ada sepasang kekasih beda keyakinan.

“ Kalau Tuhan saja bisa aku khianati, apalagi kamu kelak? “

Issshhh nyeseeekkkk gak tuhhh? Tapi demi menjaga pluralisme dan rasa saling menghargai, kita coba ingat sedikit lirik lagu dari Marchell, “ Tuhan memang satu, kita yang tak sama… “. Yak, Tuhan itu memang satu, tapi keyakinan yang terbentuk dalam diri kita yang berbeda. Dalam kasus ini, rasanya sangat sulit untuk dapat menyatukan cinta di tengah perbedaan keyakinan. Namun, nikah berbeda keyakinan sudah menjadi realitas dan tidak sedikit pula di luar sana yang mampu menjaga putaran roda kisah cinta mereka hingga akhir hayat dengan tetap menghargai perbedaan keyakinan di antara mereka.

“ Fundamennya adalah cinta sebagai anugerah dari Tuhan, yang tidak mungkin nikah berbeda agama hanya di Arab, karena semua warganya Muslim ~ @ZuhairiMisrawi

Namun masalahnya, tidak semua pasangan menghendaki untuk menikah dengan kondisi adanya perbedaan keyakinan dalam keluarganya kelak, entah karena permintaan orangtua, atau pilihan dari diri sendiri. Well, pilihan kembali ke diri masing-masing yang sampai sekarang masih memaksakan cinta berbeda keyakinan, entah mau menyatukannya dalam ikatan janji suci kelak, atau SUDAH MERENCANAKAN SALING MEMBUNUH PERASAAN DI MASA MENDATANG. hehehe Selamat! Bagi orang-orang yang mampu mempertahankan cinta mereka di tengah perbedaan keyakinan hingga ke pernikahan.

Harus kita akui juga, memang masih banyak pro-kontra tentang pernikahan beda keyakinan, tapi setidaknya rasa cinta, rasa saling mengasihi, dan menghargai harus selalu tumbuh diantara kita semua sebagai sesama umat manusia, supaya tercipta perdamaian ditengah keanekaragaman dan keberagaman dalam hidup ini.

3.  Cinta Berbeda Selera
Well, mungkin sebagian orang menganggap ini bukan suatu penghambat dalam menjalin suatu hubungan. Makanya di atas juga udah gue kasih additional title (antara yang mudah dan susah untuk dipersatukan). hehehe Ya kali aja, buat sebagian orang ini bisa jadi masalah yang kompleks, pelik, ruwet, sukar, sulit, rumit, majemuk, berliku-liku (oke cukup, barusan gue lagi belajar sinonim kata). hahaha oke lanjut ke masalah yang tadi, bagi sebagian pasangan mungkin perbedaan selera tersebut, bisa menjadi alasan yang pada akhirnya membuat hubungan mereka pupus. Seperti yang dialami temen gue, cowok usia 23 tahun, mahasiswa, hobi main game FIFA, WE, atau PES, sebut saja Taksaka. Yak lagi-lagi sama seperti nama kereta, whatever lah! Untuk memudahkan penulisan Taksaka tadi gue pakein inisial Tsk (berasa lagi nulis berita kriminal) hahaha

Oke fokus! Jadi temen gue Tsk tadi punya pacar yang sebel banget sama hobi temen gue tadi. Bukan karena apa-apa, tapi karena terlalu asyik sama hobinya tadi, sering bikin Tsk lupa kalau dia punya pacar, lebih parahnya lagi kadang sampai bikin dia lupa udah makan atau belum, udah boker atau belum, udah cebok belum. Issshhhh keterlaluan emang! *geleng-geleng kemudian muntah

Padahal pacar Tsk tadi hobinya masih normal seperti cewek-cewek lain di muka bumi ini, seperti shopping, dating, swimming, dressing, pokoknya yang pake ing-ing deh. Dan karena masalah itu tadi, akhirnya hubungan mereka game over. Meskipun udah beberapa kali Tsk mencoba untuk me-restart hubungan mereka, tapi hasilnya, nihil.

Di bawah ini, gue bakal kasih gambaran sepasang kekasih yang berbeda selera. Coba perhatikan beberapa kutipan obrolan berikut ini, dijamin si cewek bakalan sebel banget kalau mengalami keadaan ini.

Suatu saat di tengah keramaian kota Jogjakarta, ada sepasang kekasih yang sedang menikmati indahnya malam.
Cewek    :   “ Sayang, seneng deh bisa jalan bareng sama kamu, menikmati ramainya Malioboro, romantis banget ya? “
Cowok   :   “ he em, kamu sih sibuk terus sama temen-temenmu jadi kita jarang bisa bareng-bareng. hehehe (ketawa dengan muka innocent-nya)
Cewek    :   “ Ihhh kamu yang sibuk sayang!!! “ (mencubit dengan membabi butanya)
Cowok   :   “ Tapi sekarang kamu seneng kan sayang? (sambil gandengan tangan dengan mesranya di trotoar jalan) “
Cewek    :    “ Seneng bangeeet…eh sayang kamu suka di posisi kanan atau kiri? Alasannya apa? ” (menanyakan posisi gandengan tangan)
Cowok   :    “ Uhmmm, aku lebih suka di sayap kanan sayang, karena aku biasa pake formasi 4-4-2, jadi nanti lewat sektor kanan terus diumpan lambung ke kotak pinalti, dan GOOOOOLLLLLL!!! ”
Cewek   :   (Muka pucat kemudian berusaha mengalihkan pembicaraan) “ Bentar lagi kan bulan Februari, yang paling kamu tunggu-tunggu saat bulan Februari dateng apa sayang? “
Cowok    :   “ Champion League mulai sayang!!! wohooohooooo “
Cewek   :  “ Valentine’s day sayaaaaaaang!!! “ (Kemudian tamparan brutal mengarah ke kemaluan si cowok!!!) “ Aku udah ga tahan lagi sama kamu, kamu terlalu terobsesi sama sepak bola, kamu ga sayang sama aku. Aku pengen cari cowok lain! “ (marah dengan penuh nafsunya)
Cowok   :   (Masih dengan muka innocent-nya) oke kalau itu mau kamu. On transfer atau on loan? Game Over!!!

Masih ada yang beranggapan kalau berbeda selera bukan suatu masalah yang pelik dalam suatu hubungan cinta? hehehe Terkadang kita memang terlalu menganggap sepele kebiasaan yang kita suka sampai-sampai mengabaikan hal lain yang sebenarnya perlu mendapat porsi perhatian yang cukup dari kita. Perbedaan selera, kesenangan, hobi tidak seharusnya menjadi pemicu retaknya suatu hubungan. Waktu terlalu berharga jika hanya digunakan untuk menyenangkan diri sendiri dan menyia-nyiakan kebersamaan dengan orang terkasih kita. Tapi bukan berarti juga kita boleh membatasi kesenangan pasangan dan membuat pasangan kita merasa terbebani dengan aktivitas saat bersama. Ada kalanya perlu diberikan privacy itu sendiri.

Dengan demikian, perbedaan selera tidak akan menjadi masalah yang pelik lagi dalam menjalin suatu hubungan, dimana kuncinya adalah saling mengerti dan peduli. Tumben saran gue bener! hehehe

4.  Cinta Berbeda Kota
Atau yang biasa disebut LDR (Long Distance Relationship). Seperti mengutip lirik lagu dari Chrisye, Jreeeeeng dari kunci B ke E ke G terus ke O. “Emang ada kunci O? “, ya emang ga ada BEGO!”. Lanjut nyanyi “Pergilah kasih kejarlah keinginanmu, selagi masih ada waktu. Jangan hiraukan diriku, aku rela berpisah, demi untuk dirimu, untuk menggapai semua keinginanmu“. Awalnya emang terpisah mungkin karena tuntutan sekolah, pekerjaan, atau memang beda kota kelahiran. Untuk kasus karena tuntutan sekolah atau tuntutan pekerjaan, mungkin awalnya elo rela melepas orang terkasih demi mengejar cita-citanya, harapannya, ataupun keinginan lainnya. 1 bulan, 2 bulan komunikasi masih lancar, panggilan sayang masih gencar, masih kangen-kangenan dengan mesranya atau kadang sampai dengan nafsunya. Tapi memasuki bulan ketiga komunikasi menjadi hambar, panggilan sayang sedikit memudar, kangen-kangenan kalau pas sama-sama lagi ngerasain bosen aja. Sampai pada akhirnya semua berfikir kalau jaraklah yang telah menjadi peran antagonis dalam hubungan mereka. LDR bisa juga diartikan sebagai kepanjangan dari Lihat, Dengar, dan Rasakan. Di mana biasanya bisa melihat secara langsung sekarang hanya bisa melihat via video call, yang biasanya bisa mendengar secara langung sekarang hanya bisa mendengar via phone, yang biasanya bisa merasakan sentuhan, perhatian, emosi secara langsung sekarang hanya bisa merasakan kerinduan yang diwaliki dengan emoticon-emoticon yang menambah kenyataan bahwa semakin lama semakin terasa menyesakkan di dada.

Kasus lain dari cinta berbeda kota ini mungkin karena mereka memang terlahir di kota yang berbeda. Jadi mereka ketemunya mungkin semasa sekolah, kuliah, atau liburan di kota yang sama. Seperti temen gue, cowok sebut saja namanya Sardjito, dia lahir dan besar di Kota Sabang. Sementara ceweknya sebut saja Panti Rini, biasa dipanggil Rini, dia lahir dan besar di Kota Merauke. Awalnya mereka dipertemukan ketika sama-sama kuliah di Jogja. Semasa kuliah, mereka terkenal sebagai pasangan yang paling bisa bikin iri pasangan lainnya, apalagi bagi orang yang berpasangan dengan dirinya sendiri, jomblo maksud gue. hehehe Bukan karena apa-apa, tapi sifat dewasanya Sardjito ditambah muka yang dewasa juga bisa bikin Rini merasa mendapat cowok yang tepat, yang membuat dia merasa adem saat mendengar nasehatnya dan merasa damai saat menatap wajahnya. Tentu saja hal itu membuat banyak cewek lain yang merasa iri. Namun setelah mereka sudah sama-sama menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke kotanya masing-masing, hubungan mereka akhirnya pupus karena sama-sama tidak ada yang mau mengalah untuk ikut pasangannya ke kota asalnya. Meskipun sama-sama sudah melakukan percobaan peluluhan kerasnya pendirian, pencitraan dengan memberikan janji-janji manis, dan blusukan ke dalam hati yang paling dalam, akhirnya semua rencana-rencana manis yang sudah pernah dibuat bersama itu pupus. Tidak ada kelanjutan rajutan kisah cinta mereka di masa-masa mendatang, dan sekali lagi, jarak benar-benar bisa menjadi peran antagonis dalam suatu hubungan. Mungkin saat ini, yang terbesit dalam pikiran mereka berdua adalah ingin rasanya menjadi mahasiswa abadi, sehingga masih bisa selalu bersama dan tetap disatukan oleh bangku kuliah. Tapi pada kenyataannya, mereka hanya bisa mengenang romansa ketika kuliah. Memang susah untuk menghapus kenangan, tapi lebih susah untuk menerima kenyataan bahwa dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau yang sambung menyambung menjadi satu, namun tidak bisa menyambungkan kisah cinta mereka sampai akhir hayat. Pesan gue buat kalian “ Yakinlah kawan, mentari esok akan bersinar lebih cerah setelah awan mendung menghiasi hari-hari kalian sebelumnya “.

Dari itu semua, tidak bisa dipungkiri, bahwa komunikasi yang baik memang penting ketika kita menjalani hubungan seperti ini. Apalagi mereka yang pacaran sebelum terpisahkan jarak, hampir setiap hari ketemu, jalan bareng, nonton bareng, makan bareng, tidur…emmm bareng jam tidurnya maksudnya. hehehe Mendadak harus menjalani hari-harinya seorang diri, mendadak menjadi fakir kasih sayang dan miskin perhatian. Bukan masalah frekuensi dalam berkomunikasi, tetapi kualitas diri masing-masing supaya dapat menjaga komunikasi tetap terasa menyenangkan, melegakan, membuat pasangan tetap merasa saling membutuhkan dan saling menguatkan. Selain kualitas diri dalam menjaga komunikasi yang baik, juga perlu kualitas diri dalam menjaga hati pasangan. Tidak semua pasangan memiliki hati yang kuat ketika harus terpisahkan oleh jarak. Meskipun mulut selalu mengiyakan, tetapi sebenarnya hatinya menangis. Terlebih jika ada pasangan yang tidak terbiasa dengan kebahagiaan-kebahagiaan bias, semu, tidak nyata, maya, tidak berbau, tidak bisa disentuh, tidak faktual dan tidak berimbang (berasa nulis berita politik), cenderung akan mudah terpengaruh untuk menemukan kebahagiaan nyata yang lebih mudah ditemui, lebih mudah dilihat dan disentuh. Di sini jelas terlihat bahwa pentingnya kualitas diri untuk tidak membiarkan ada orang lain yang magang di hatinya, bahkan cuma sekedar melakukan trial mengisi kekosongan hari-harinya. Jadi tidak diragukan lagi, hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani hubungan jarak jauh adalah kualitas diri dalam menjaga komunikasi yang baik untuk mengantisipasi dan menyelesaikan setiap masalah yang muncul, dan kualitas diri dalam menjaga hati pasangan untuk mengantisipasi adanya orang ketiga yang menawarkan kebahagiaan nyata dan siap mengkudeta hubungan kalian. hehehe


5.  Cinta Berbeda Dimensi
Ga tau deh ada ga yang jalani hubungan seperti ini. hehehe misalnya jatuh cinta sama mbak kun, atau mas ngocop, ga tau deh. Yaudah kali ya, daripada gue nulisnya tambah ngaco mending gue udahin sampai di sini. Semoga tulisan gue bisa jadi inspirasi bagi kalian semua yang membacanya, inspirasi buat lanjutin atau menyudahi hubungan kalian. hehehehehe 

Untuk edisi selanjutnya masih ada beberapa kategori Cinta Berbeda yang mau coba gue share, semoga kalian yang baca ga kapok buat mampir lagi ke sini. Gue juga minta maaf kalau tulisannya masih berantakan, maklum lagi coba belajar nulis yang ga melulu soal matematika. Kalau dari kalian ada yang mau kasih masukan, kritik, saran boleh banget langsung ke kolom komentar di bawah, apalagi yang mau kasih transferan duit, boleh banget lho ya. hahaha Kalau ada yang pernah atau sedang mengalami kisah seperti salah satu di atas, boleh berbagi juga kisahnya di kolom komentar.

“ Tidak selayaknya kita merasa merugi, merasa bersalah, merasa kecewa setelah pernah sama-sama menggoreskan tinta yang menceritakan semua tentang kisah kita. Kita tidak bisa menghapus semua yang sudah terlanjur tertulis, namun jangan pernah mengabadikannya dalam bingkai, cukup tutup lembaran itu dan buka lembaran baru dengan tinta dan cerita yang baru “



24 komentar:

Sardjito mengatakan... Reply

Huaahaaha nomer 2, nyeseekkkkkk bosss!!! piss bosss

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@Sardjito Ini siapaaaa? issshhh

Anonim mengatakan... Reply

Sementara ini g ad yg ngena ke ak..jangan deh kaLu yang bkin ngek ngok.hihi

oya..just sharing "Cinta sejati adaLah yang datang padamu, pada saat dan keadaan yang tepat, dia membuatmu nyaman karena dia bagian darimu n sebaliknya"..cieee

bagus karyanya..buat novel aj skalian..

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@Anonim Yakin ga mau nyoba salah satu? hehehe

btw, nice quote, mksh dah mampir :)

Unknown mengatakan... Reply

pertamanya udh mw pasang muka sedih, cz kayaknya ni cerita bakalan menguras air mata... :D
tapi ternyata candra wijanarko bisa merubah cerita sedih jadi komedi.. :D
ditunggu karya selanjutnya bos...
salam
rosalia yenita :D

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@rosalia yenita widyaningrum Ini sebenernya nulis juga sambil mewek, cm pencitraan aja biar ga keliatan sedihnya. hahaa Nomer 4 ga masuk Yen? :D

salam

Unknown mengatakan... Reply

wkwkwkw..tissu mana tissu.... :D
.no 4 g masuk can...kisahku ga ada yang masuk...#lhoh malah curcol.
salam

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@rosalia yenita widyaningrum Kemungkinan ada di edisi selanjutnya hahaha

Cinta berbeda visi dan misi mungkin LOL

Nia kurnia mengatakan... Reply

Point 4 that's my real live,,hadeeeehh....mewek lg dah!trs solusine ndi??hahahaha

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@Budi Kurniati hahaha nulis ini kan niatnya pengen bikin pembaca yang mengalami kasus ini mendapatkan hidayah. Hidayahnya jadi tambah bimbang, merasa mengambang, tapi jgn sampai mencari tali tambang lho yaaa :D

Anonim mengatakan... Reply

Kayake ceritamu semua ya om....

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@Anonim Issshhh sok tau ini -___-

Anonim mengatakan... Reply

2, 3, 4 deeeh
semangat...ditunggu edisi ke 2 ya om
fighting!!!

TOP TV JOGJA mengatakan... Reply

semua akan ada jalannya masing-masing. takdir tidak bisa diubah, tapi nasib selalu bisa diubah

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@TOP TV JOGJA Super sekali mas TOP TV a.k.a mas Okky hahaha

Agustina Dwi Susanti mengatakan... Reply

sebuah tulisan tangan yang berdasarkan realita.. curcol dengan bumbu2 pemanis kisah kasih dari orang sekitarnya...

tisuu..tisuu... saya banyak tisu nihhh.. :p

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@Agustina Dwi Susanti Apaaa pula ini? -___- saya ga butuh tissu, saya butuh pekerjaan hahaha

Agustina Dwi Susanti mengatakan... Reply

hhhaaaa,, yahh marii bekerjaa...
ehh ini juga bekerja to, menulis.. :p

lucia mengatakan... Reply

ceile..curcol to ini..baiklah..
perbedaan itu cantik kawan..tetapi ketika perbedaan itu mengenai prinsip dan keyakinan, terkadang bisa jadi boomerang mendadak jika tidak dijembatani dengan baik..tentang bagaimana menjembatani perbedaan ini supaya berakhir baik, itu adalah cermin kedewasaan, kebesaran dan kebijaksanaan hatimu..

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@lucia Curhat mewakili hati sejuta umat manusia, pasti banyak yang pernah, sedang, atau mau mengalami hal serupa :p

Anonim mengatakan... Reply

Suka sama kalimat ini mas "Berpisah untuk mencari pasangan yang lebih baik mungkin sering kita temui sebagai kalimat ampuh untuk alasan putus, dan itu sudah cukup untuk disebut sebagai PEMBENARAN YANG PAHIT" :-)

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@Anonim dari hasil banyak membaca, banyak belajar, belajar banyak, banyak hal yang didapat dan bisa dishare ke temen-temen yang lain :)

kris mengatakan... Reply

Q mw ikut nyumbang dikit ocehanq lah.....
Bagi kaum2 yang cintanya kandas ditengah jalan, seperti no 1-5
*yang limanya ngeriiii dehhh
bersabarlah, karna yang ngalami tidak hanya kalian, banyak diluar sana yang mrasakan pahitnya cinta,,,weiiissshhh* wis entek gilone mesthi,he
ayo bangkit seperti yang sudah om candra tuliskab,buka lembaran baru..ganti tinta lama dengan yang baru*ndra bte nek ming tinta bner ma gampang, neng pasar akeh:-)
Welahhhh...malah melu2,he

tetap bangkit n tetap semangat, percaya Tuhan akan memberikan yang jauh lebih indah dari itu, n smw trjadi bakal tepat pada waktunya(istilahe pas mantep lah.....)

Btw tapi q kapan ya???hahaha

Candra Wijanarko mengatakan... Reply

@kris Super sekali pak Kris hahaha, memang bukan hanya cerita beberapa orang, tapi mewakili perasaan banyak umat manusia di muka bumi ini hahaha